Minggu, 30 Oktober 2011

Ngonthel Solo

Minggu, 30 Oktober 2011
Bangunku yang tidak begitu seperti biasanya. Pagi hari ini, tepatny hari minggu ini saya bersama Ardian dan Aziz akan melakukan perjalan mengelili sebagian kota Surakarta. Dalam perjalan ini kami bersam menggunakan onthel federal yang kami punyai. Sepeda kami memang buka sepeda mahal yang banyak terpampang di showroom sepeda di dekat tempat kostku. Beberapa peralatan telah kami siapkan, saya membawa tas hitam  kecil yang kuisi dengan beberpa buku, utamanya adalah buku harianku. Dan Ardian membawa tas yang diisi 2 botol air putih dan sebuah pompa angin serta sepedo meter untuk sepeda. Kami bertiga memulai perjalanan dengan menyusuri jalan aspal sempit sampai jalan aspal yang cukup lebar yaitu Jalan Urip Sumoharjo. Jalan ini salah satu akses untuk menuju beberapa tempat strategis, seperti Pasar Gedhe, Balai Kota, PSG dan Jalan Slamet Riyadi. Walaupun waktu masih menunjukan pukul 06.00 WIB keadaan jalan sudah mulai ramai karena lalu lalang orang dengan berbagai kendaraan dan aktivitasnya.
Sesampainya di depan Balai Kota kami lihat ada sebuah acara yang diselenggarakan Dinas Pemerintah, yaitu jalan sehat. Setelah ayunan beberapa langkah kami menjumpai jalan Slamet riyadi yang penuh sesak manusia, dari kecil sampai kakek nenek, tua muda dan berbagai macam aktivita. Terlihat beberapa gerombolan yang melakukan senam, kebanyakan adalah kaum hawa. Karena jalanan yang ramai, kami lanjutkan perjalannan dengan menembus lurus menuju alun-alun, ternyata di alun-alun ada acara yang mengasyikkan yaitu Konggres Sepeda Antik nasional, terlihat banyak sekali sepeda antik yang distandar dan dipajang ditengah lapangan.

Perjalan kami berlanjut menyusuri sebuah jalan tua yang berliku berpinggirkan tembok besar dan kuat tak lai adalah kompleks Kraton Surakarta, ayuhan sepeda kami membawa ke sebuah jalan yang masih terasa sepi walaupun ada berapa pejalan dan gerombolan orang yang melewatinya. Pasar Klewer, ya..tempat inilah yang sedang kami lewati. Karena sudah tidak bersabar kami mengontel sepeda masing-masing dengan penuh semangat menuju jalan Slamet Riyadi. Kami kaget, ternyata di jalan ini berubah menjadi lautan manusia yang beraktivitas dengan kesenangannya masing-masing. Tak jarang kami juga menjumpai hewan piaraan yang ikut memeriahkan Car Free Day ini.
Kami terus menyelusuri jalanan ini yang kian lam tertutupi oleh berbagai kegiatan yang dilakukan oleh berbagai kalang umur ini. Kami sempat melakukan beberapa jepretan dengan kamera hp yang kami miliki. Ternyata CFD (Car Free Day) telah mampu menjadi solusi aktif yang memberikan kemudahan warga kota untuk refreshing dan mengapresiasikan hobinya. Disamping itu dapat dimanfaatkan sebagai lahan usaha jualan dan promosi kegiatan ataupun produk. Kegiatan ini mungkin harapannya bisa memotivasi daerah lain untuk mengembangkan lokasi rekreasi yang aman nyaman dan murah..(cerita akan berlanjut di edisi..........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar